Senin, 10 Oktober 2016

Senja Menggoyahkanku

SENJA MENGGOYAHKANKU

Semburat jingga hari ini menyilaukan pandanganku
Membuatku terbangun dari lelapku
Ah, aku tertidur lagi
Mata kuliah yang membosankan lagi ?
Entahlah aku tak paham.
Berusaha untuk selalu tersenyum dan aktif di depan sang dosen
Aku hanya mampu berakting saja
Tak pandai sebenarnya
Hanya ingin tegar dan kuat
Terduduklah aku kali ini
Hembusan kuat sang angin senja menyadarkanku kembali

Kata-katamu di senja itu terngiang kembali
Kau akan kembali
Tapi entah kapan kau akan hadir
Duduk menemaniku menatap sang mega merah yang akan tenggelam
Terpaku dalam tatapan itu
Terlelap dalam pangkuan hangat senja kembali

Kini,
Aku benar-benar telah terlelap
Bukan pada pangkuanmu lagi senja
Atau juga padamu sang malaikat tanpa sayap.

Aku kembali,
Menutup mata tanpa genggamanmu
Menutup mata tanpa aku dipangkuanmu
Menutup mata untuk pergi
Takkan ada lagi nafas tersisa

Selamat Tinggal untukmu,
Yang Kusayang,



 Gresik, 10 Oktober 2016




Sabtu, 08 Oktober 2016

SURAT KECIL UNTUK TUBAN



Surat Kecil untuk Tuban

Teruntuk Bumi waliku
Yang ku rindu
Ku tulis surat kecil ini
Lantaran gelisah, resah
Dan entah rasa lain apa yang singgah
Mungkin karena rindu
Atau karena geram
Lantaran tak kunjung bertemu
Di sudut kotamu
Mata ini mulai membuka
Menyapa dunia
Nafas ini berhembus lega
Seakan siap menantang cakrawala
Seiring usia yang terus berlari
Hati mengantarkan kaki
Untuk berhijrah pergi
Meninggalkanmu
Menuju tanah orang nan jauh
Tapi
Sekali lagi
Tak ada sebersit pun rasa terlintas
Untuk melupakanmu
Melupakan bumi waliku yang teduh
Keburukanmu mungkin lebih dikenal
Dibanding nilai baik yang kau miliki
Tapi
Pemimpin sholih itu
Telah berhasil menjunjung
Dan membuat namamu menjadi lebih berarti
Tetap jayalah
Wahai bumi waliku
Bersama keharuman makam wali
Yang terkubur di kedalaman perutmu
Yakin
Terdapat keramat luar biasa
Yang akan membuatmu lebih bermartabat
Dibanding masa yang telah silam
Jombang, 9 Oktober 2016



SANG MATA ELANG



Sang Mata Elang


Bagai elang marah
Yang siap menerkam mangsa
Itulah mata itu
Tajam
merah
Bercahaya
Tapi sulit lepas dari ingatan
Takut
Ya, mata ini tak berani menatapnya
Tapi jujur
Tak bisa dipungkiri
Rindu ini terpaku pada mata kejam itu
Dan pendar cahaya di balik retina yang ada
tak setajam pandangan yang terpancar
tulus
lembut
dan
menenangkan
tak disangka
fajar berkabut
terselimut mendung
di batas kota kala itu
mata ini menatap lekat ketajaman mata milikmu
dekat
sangat dekat
bagai tanpa jarak
hanya hembus nafas yang sedikit memberi jeda
tanpa disadar pula
degup nadi ini berlaju kencang
sekencang desiran darah berarus kuat
dan aku sadar
kerinduanku
telah terjawab
pagi itu
dengan bertemunya pandanganku
pada mata elang
tercintaku
Jombang, 7 Oktober 2016