Terkadang memori usang itu merebak
mendesak, memaksaku tuk kembali mengingat
sepersejuta waktu, kala langit jauh dari kelabu
kita duduk diambang pintu
mengintip langit tanpa aling jendela kayu
menjumpa senja merona malu-malu
Aku merindu kenangan itu
mencintai gradasi indah senja
terlukis cemerlang dikedua bola matamu
Katamu kau mencintai semburat senja
dipelabuhan batas kota tua kita
memantul mempesona dalam cermin samudera
mencipta riak air merona dari kejauhan sana
Katamu kau mencintai semburat senja
tertumpah di atas genting gubuk kecil kita
menjadi lintasan imaji terkembang
lintasan doamu menjelang petang
Katamu kau mencintai semburat senja
tempatmu menggantung bahagia
ruangmu menitipkan asa
menaruh harap yang selama ini kau dekap
Hingga sampai masanya
senja beranjak pulang
hilang dari jangkau pandang
dan kau tak pernah berkata selamat jalan
hanya memandang dari kejauhan
menantinya kembali datang menjelang
Jombang,31 Maret 2016
Semoga Senja Selalu bersamamu, wahai Malaikat Tanpa Sayapku.