Sabtu, 11 Januari 2020

TENTANG RENCANA-RENCANA TUHAN

TENTANG RENCANA-RENCANA TUHAN Segala sesuatu yang wujud di dunia ini, hampir seratus persen hadir karena rencana. Rencana dibuat agar segala hal yang dihasilkan sesuai dengan harapan. Namun, yang namanya hasil, terkadang keluar dari rencana yang dicanangkan sejak awal. Hasil memang tak akan menghianati usaha, begitu kata bijak tiap kali menyebutnya. Tapi kenyataan yang kadangkala merobohkan satu demi satu rencana yang telah digariskan. Berbeda dengan rencana Tuhan. Tuhan tak pernah salah dengan rencana-rencanaNya. Kita saja yang seringkali mengadu domba Tuhan dengan segala keinginan kita. Kita terlalu keras kepala, menginginkan segalanya lahir sesuai dengan ingin. Padahal firman-Nya dalam kitab suci maha abadi telah jelas tertulis: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (2/216). Kita hanya perlu melebarkan pandangan, meluweskan pikiran bahwa dunia hadir tidak hanya dengan dua warna, hitam atau putih. Sesekali kelabu menghiasi. Bahkan seringkali beragam warna menjadi satu dalam sebuah kuali. Itu artinya, berpikir sepihak tak akan menyelesaikan masalah. Tak hanya butuh akal untuk memahami, tapi hati dan rasa sesekali harus turut serta mengimbangi. Pada sebuah masalah yang datang, kita seringkali merasa bahwa kitalah satu-satunya manusia paling menderita di belahan bumi ini. Picik sekali, bukan. Itulah kenapa kita harus pandai memaknai hidup. Bahwa hidup tak hanya tentang fajar dan senja. Ada kisah di mana sejuknya fajar bisa tersirat dan ada misteri di mana temaram senja bisa indah dirasa. Kita seringkali menyalahkan siapapun yang terlibat dalam kegagalan rencana kita. Menganggapnya jahat, tega, tak berperikemanusiaan. Sekalipun ia adalah orang tua kita. Padahal tangan Tuhan jelas terlibat di dalam segala yang terjadi di dunia nyata. Kita saja yang kurang menyadarinya. Perlu diingat, dalam kehidupan nyata, tokoh jahat itu tak selalu adaو kadang situasinya saja yang jahat. Situasi saja yang sedang tak berpihak. Dan kita jarang memahami itu. Hidup memang pilihan. Tapi pada beberapa hal kadang kita tak diberi ruang untuk memilih. Yang ada hanya pasrah. Pasrah yang bukan berarti kalah. Tapi diam dan memikirkan bahwa apa yang tengah dihadapi tetap akan membawa hikmah. Hidup adalah keseimbangan antara bertahan dan melepaskan. Orang-orang hebat akan bertahan di setiap keadaan. Tapi pada beberapa hal yang tak lagi bisa dipertahankan, sekalipun diperjuangkan dengan sungguh, maka melepaskan adalah jalan terbaik untuk memberinya kebebasan. Untuk urusan hati, aku tak bisa bernego. Aku tak ingin mengekang yang tak bisa ku pegang. Karena pada akhirnya yang ada hanya luka. Dan aku tak ingin menjadi penyebab lahirnya luka sekalipun luka itu tak berdarah. Bila boleh dianalogikan, seperti hujan di waktu kemarau, datang dan pergimu selalu luput dari prediksiku. Ingin ku tertawa keras. Menertawakan dunia yang begitu heboh dengan leluconnya. Kali saja aku terlalu hanyut dengan humornya. Hingga membuatku lalai bahwa hidup ini bukan tentang canda. Canda yang ku rasa telah menjelma candu. Aku dibuat bingung membedakannya. Tentang hadirmu yang tak pernah ku tunggu dan pergimu yang tak pernah ku mau.. Pada akhirnya sadar adalah ujung dari selesainya masalah. Hanya saja mendapatkannya tak semudah yang kita kira. Sadar hanya akan hadir pada akal yang mau berpikir dan hati yang mau merenung. Bahwa rencana Tuhan memang selalu indah. Kita boleh memesan air, namun tidak dengan memesan takdir. Takdir tak bisa dipesan, hanya saja sesekali takdir bisa ditawar dengan doa yang dengan khusyuk kita panjatkan dan usaha yang dengan keras kita lakukan. Tak ada yang perlu dikhawatirkan, bahagia harus tetap selalu diperjuangkan karena langit yang cerah masih setia menaungi kita meski di jalan yang berbeda. Sekali lagi, pada segala jenis kegagalan, menyalahkan apapun dan siapapun bukanlah hal yang dibenarkan. Waktu pun tak pernah salah. Hati kitalah yang harus berlapang dada untuk menerima segala nyata. Bahwa apa yang terjadi adalah tentang rencana Tuhan. Selalu ada manis di balik pahit yang diperjuangkan. Sebagaimana ada maksud baik dari diciptanya duri di tangkai mawar. Hidup itu menarik. Pada akhirnya, rasa sakit yang kita rasakan dalam hidup ini akan menjadi kekuatan terbesar kita untuk bangkit. Jombang, 10 Januari 2020 Han’s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar