Jumat, 17 Januari 2020
SANTRI CERDAS, BANGSA BERKUALITAS
TEKS PIDATO 3 BAHASA
DALAM EVENT FIRST AL ARIFIN LANGUAGE DAY
Oleh: Arina Rayyanie, Andini Eka Damayanti, Muhimatul Khoeroh
Your excellency the direct master of Al-Arifin Denanyar Islamic boarding school
Your excellency the committee of this good event in Al-Arifin Denanyar Islamic boarding school
To the honourable juries and all of partisipants
And our loving brothers and sisters in oneAqidah
بسم الله الرّحمن الرّحيم
السّلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ فَضَّلَ بَنِيْ آدَمَ بِالِعِلْمِ وَالْعَمَلِ عَلَى جَمِيْعِ الْعَالَمِ
الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْعَرَبِ وَالْعَجَمِ وَ عَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ يَنَابِعِ الْعُلُوْمِ وَالْحِكَمِ
أَشْهَدُ أَنْ لَآإِلهَ إِلَّا الله الْمَلِكُ الْأَعْلَى وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى سَبِيْلِ الْهُدَى. أَمَّا بَعْدُ.
Let’s say Alhamdulillah to Allah SWT. The lord of the world. The greatest of the day after.
May peace be upon the prophet Muhammad SAW who has guided us from the darkness to the lightness.
We express our gratitude so that we get speak in front of you all in the opportunity to deliver of speech on the title:
SMART STUDENTS, A QUALITY NATION
SANTRI CERDAS, BANGSA BERKUALITAS
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ الْمُصْطَفَى مُحَمَّد صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ (رواه أبو داود)
Dewan juri dan hadirin yang berbahagia
Tonggak kebahagiaan yang diraih orang tua, bukan semata ketika karirnya meningkat, jabatannya bergelar konglomerat, atau dengan harta yang terus mengalir hebat. Namun, puncak bahagia para orang tua adalah ketika mampu mencetak keturunan yang shalih shalihah dan bermartabat.
Sejauh ini, pesantren dipercaya penuh dalam melahirkan generasi Rabbani dan Quir’ani yang mampu menuntun orang tua menuju surga-Nya yang hakiki. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua yang pernah tumbuh dan menjamur di nusantara. Dari sana telah banyak dilahirkan para cendekiawan yang intelektual, para agamawan yang nasionalis, guru-guru bangsa yang mengabdi tanpa pamrih, dan banyak pahlawan bangsa yang sangat gigih mengorbankan segalanya demi pertiwi.
Bahkan, sejarah telah mencatat, sejak zaman kolonial, pesantren bersama para tokoh di dalamnya merupakan garda terdepan dalam merebut dan mempertahankan NKRI.
But, what does really happen now?
How friends?
Keberadaan pesantren seringkali dianaktirikan, agama tidak memiliki ruang dihadapan publik, sehingga yang dihasilkannya masyarakat yang cinta duniawi.
So, Who is the students?
There are five basic elements of behavior that can be undertaken by students.
Firstly, concerning about personal level. It is maintaining yourself to always comply the Islamic orders and prohibition.
Secondly, the leadership attitude. It means to position ourself as a leader and pioneer goodness by caring each other. In Islam, a good leader is that who has four character, namely:
1. Shiddiq means honest.
2. Tabligh is delivered.
3. Amanah is responsible.
4. And than Fathanah is intelligence.
Well, ladies and gentlemen
The third basic element of student’s behavior is science or knowledge. Messenger of Allah said:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ
The fourth element is tolerance. We should respect and tolerance other faith as being demostrated by prophet Muhammad to non moslem in Medinah.
Good, the last element is it’s to put on high ethical standards. In the Islam high ethical standards are called as iffah.
أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ
لَاخُسْرَانَ لِتِلْمِيْذٍ بَلْ إِنْ كَانَ تِلْمِيْذًا رِبْحٌ جِدًّا. عِنْدَهُ عُلُوْمُ الدِّيْنِيَّةِ وَ عُلُوْمُ الدُّنْيَوِيَّةِ وَ عُلُوْمُ الْحَيَاةِ. عَدَا ذَلِكَ، عُلُوْمٌ كَثِيْرَةٌ لَاتُوْجَدُ فِيْ مُؤَسِّسَةِ التَّعْلِيْمِيَّةِ أُخْرَى إِلَّا فِي الْمَعْهَدِ الْإِسْلَامِيَّةِ. لَاسِيَمَا، كَثِيْرَةٌ حُجَّجٌ الَّتِيْ تُبَيَّنُ فَضِيْلَةً وَأَهَمِّيَةَ كَوْنِ التِّلْمِيْذِ. تِلْكَ الْحُجَّجُ مِنْ أَقْوَالِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ فِيْ كِتَابِهِ الْكَريْمِ وَأَقْوَال رَسُوْلِهِ الْأَمِيْن فِي الْأَحَادِيْثَ.
أَوَّلًا، قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ سُوْرَةِ الْمُجَادِلَةِ فِيْ أيَةِ إِحْدَى عَشَرَ: بسم الله الرّحمن الرّحيم يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ أمَنُوْا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ (الآية)
In the name of Allah most gracious most mercifull. Allah will raise those who have believed among you and those who were given knowledge, by degrees.
ثَانِيًا، قَالَ خَاتَمُ النَّببِيِّيْنَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَبْتَغِى فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ (الحديث)
It means whoever walks a path in which he seeks knowledge, God has made path to heaven
Well, dearest the juries ladies and gentlemen
Kita patut bersyukur, Allah telah memberi petunjuk baik pada kita dengan menjadikan kita seorang santri. Tapi tiada yang tidak mungkin juga bagi Allah yang Maha membolak balikkan hati ketika haruis mencabut hidayah agung itu pada kita yang pernah nyantri.
نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّ ذَلِكَ _ ثُمَّ نَعُوْذُ بِاللهِ
PR besar bagi kita saat ini adalah menjadi aktif dan produktif selama nyantri, agar kelak ketika tiba saatnya giliran kita, kita mampu menjadi santri yang tepat guna, profesional, dan proporsional di tengah masyarakat.
Karena kita saat ini adalah pemimpin di masa depan. Mari kita pimpin bangsa ini dengan berjiwa santri, berakal santri, berhati santri, dan berakhlaq santri.
أُنْظُرْ مَا قَالَ وَلَاتَنْظُرْ مَنْ قَالَ. أَخِيْرُ الْكَلَامِ. وَالْعَفْوُ مِنْكُمْ
السّلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Jombang, 17 Februari 2019
Sabtu, 11 Januari 2020
TENTANG RENCANA-RENCANA TUHAN
TENTANG RENCANA-RENCANA TUHAN
Segala sesuatu yang wujud di dunia ini, hampir seratus persen hadir karena rencana. Rencana dibuat agar segala hal yang dihasilkan sesuai dengan harapan. Namun, yang namanya hasil, terkadang keluar dari rencana yang dicanangkan sejak awal. Hasil memang tak akan menghianati usaha, begitu kata bijak tiap kali menyebutnya. Tapi kenyataan yang kadangkala merobohkan satu demi satu rencana yang telah digariskan.
Berbeda dengan rencana Tuhan. Tuhan tak pernah salah dengan rencana-rencanaNya. Kita saja yang seringkali mengadu domba Tuhan dengan segala keinginan kita. Kita terlalu keras kepala, menginginkan segalanya lahir sesuai dengan ingin. Padahal firman-Nya dalam kitab suci maha abadi telah jelas tertulis:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (2/216).
Kita hanya perlu melebarkan pandangan, meluweskan pikiran bahwa dunia hadir tidak hanya dengan dua warna, hitam atau putih. Sesekali kelabu menghiasi. Bahkan seringkali beragam warna menjadi satu dalam sebuah kuali. Itu artinya, berpikir sepihak tak akan menyelesaikan masalah. Tak hanya butuh akal untuk memahami, tapi hati dan rasa sesekali harus turut serta mengimbangi.
Pada sebuah masalah yang datang, kita seringkali merasa bahwa kitalah satu-satunya manusia paling menderita di belahan bumi ini. Picik sekali, bukan. Itulah kenapa kita harus pandai memaknai hidup. Bahwa hidup tak hanya tentang fajar dan senja. Ada kisah di mana sejuknya fajar bisa tersirat dan ada misteri di mana temaram senja bisa indah dirasa. Kita seringkali menyalahkan siapapun yang terlibat dalam kegagalan rencana kita. Menganggapnya jahat, tega, tak berperikemanusiaan. Sekalipun ia adalah orang tua kita. Padahal tangan Tuhan jelas terlibat di dalam segala yang terjadi di dunia nyata. Kita saja yang kurang menyadarinya. Perlu diingat, dalam kehidupan nyata, tokoh jahat itu tak selalu adaو kadang situasinya saja yang jahat. Situasi saja yang sedang tak berpihak. Dan kita jarang memahami itu.
Hidup memang pilihan. Tapi pada beberapa hal kadang kita tak diberi ruang untuk memilih. Yang ada hanya pasrah. Pasrah yang bukan berarti kalah. Tapi diam dan memikirkan bahwa apa yang tengah dihadapi tetap akan membawa hikmah. Hidup adalah keseimbangan antara bertahan dan melepaskan. Orang-orang hebat akan bertahan di setiap keadaan. Tapi pada beberapa hal yang tak lagi bisa dipertahankan, sekalipun diperjuangkan dengan sungguh, maka melepaskan adalah jalan terbaik untuk memberinya kebebasan.
Untuk urusan hati, aku tak bisa bernego. Aku tak ingin mengekang yang tak bisa ku pegang. Karena pada akhirnya yang ada hanya luka. Dan aku tak ingin menjadi penyebab lahirnya luka sekalipun luka itu tak berdarah. Bila boleh dianalogikan, seperti hujan di waktu kemarau, datang dan pergimu selalu luput dari prediksiku. Ingin ku tertawa keras. Menertawakan dunia yang begitu heboh dengan leluconnya. Kali saja aku terlalu hanyut dengan humornya. Hingga membuatku lalai bahwa hidup ini bukan tentang canda. Canda yang ku rasa telah menjelma candu. Aku dibuat bingung membedakannya. Tentang hadirmu yang tak pernah ku tunggu dan pergimu yang tak pernah ku mau..
Pada akhirnya sadar adalah ujung dari selesainya masalah. Hanya saja mendapatkannya tak semudah yang kita kira. Sadar hanya akan hadir pada akal yang mau berpikir dan hati yang mau merenung. Bahwa rencana Tuhan memang selalu indah. Kita boleh memesan air, namun tidak dengan memesan takdir. Takdir tak bisa dipesan, hanya saja sesekali takdir bisa ditawar dengan doa yang dengan khusyuk kita panjatkan dan usaha yang dengan keras kita lakukan. Tak ada yang perlu dikhawatirkan, bahagia harus tetap selalu diperjuangkan karena langit yang cerah masih setia menaungi kita meski di jalan yang berbeda.
Sekali lagi, pada segala jenis kegagalan, menyalahkan apapun dan siapapun bukanlah hal yang dibenarkan. Waktu pun tak pernah salah. Hati kitalah yang harus berlapang dada untuk menerima segala nyata. Bahwa apa yang terjadi adalah tentang rencana Tuhan. Selalu ada manis di balik pahit yang diperjuangkan. Sebagaimana ada maksud baik dari diciptanya duri di tangkai mawar. Hidup itu menarik. Pada akhirnya, rasa sakit yang kita rasakan dalam hidup ini akan menjadi kekuatan terbesar kita untuk bangkit.
Jombang, 10 Januari 2020
Han’s