Rabu, 17 Februari 2016

Perumpamaan Hidup

Andai cinta seperti  “azaz black” 
pasti  tidak akan ada hati yang terluka karenanya, 
namun cinta terlalu egois untuk memikirkan manusia.
Cinta ibarat “energi”, 
tak bisa diciptakan dan tak bisa pula dihancurkan. 
Tapi cinta juga bukan “larutan kimia” 
yang menjadi bahan percobaan.
Cinta adalah “nukleus” dari sebuah rasa yang pernah aku  terima.
Cinta layaknya “sendi” yang menghubungkan 2 hati, 
seperti “oksigen” yang begitu berarti.
Dalam cinta sejati  tak akan  pernah mengenal  “hidibrisasi” 
karena cinta seperti “1 orbital” yang hanya memuat “2 spin” 
tak ada ruang untuk orang ke 3.
 Terkadang cinta juga berperan seperti perannya “enzim oksidase”,
 jika sang enzim berfungsi mengubah lemak menjadi gula, 
maka tak jarang cinta mengubah rasa benci 
menjadi sebuah rasa yang tak pernah manusia tau artinya.
 Ketika “newton” menyadari bahwa 
gaya gravitasi tidak hanya tergantung pada jarak, 
akupun sadar bahwa cinta tak terpisahkan oleh waktu. 
Dan “gaya hukum gravitasi” cinta berbunyi
 gaya gravitasi cinta merupakan gaya tarik-menarik 
antar 2 hati yang besarnya tak harus sebanding sama 
namun tetap terjaga oleh kata “setia”.

Fajar Ash Shidqy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar