Judul: Mengukir Nama dengan Menulis
Tulisan adalah
salah satu bentuk unik bukti sejarah. Secara tersurat maupun tersirat, tulisan
mampu menjelaskan dengan gamblang apa yang telah terjadi di masa lampau. Selain
itu, keajaiban tulisan sendiri ialah mampu membawa kita terhenyak terbawa
perasaan yang disuguhkan oleh sang penulis. Ketika kita dihadapkan pada jutaan
coret tulisan, terkadang kita mampu tertawa, tersenyum, sedih, bahkan sampai
menangis. Tak hanya itu, andaikan penulis menghidangkan kisah klasik masa lalu,
kita pun seakan terbawa pada suasana yang ada di masa lalu tersebut.
Bila dikatakan
bahwa menulis adalah kegiatan yang dibilang agak susah, saya rasa tidak.
Siapapun orangnya bisa melahirkan sebuah coretan berwujud tulisan. Dari
kejadian, kita mampu menulis. Dari pengalaman, kita mampu menulis. Bahkan, dari
lingkungan pun kita mampu menyuguhkannya dalam bentuk susunan kata indah yang
diharapkan setiap orang. Banyak orang yang tak menyadari bila dirinya mempunyai
kemampuan di bidang tulis menulis. Karena kegiatan ini identik dianggap
menjenuhkan dan cepat membuat bosan karena rasa malas yang terus dibiarkan.
Padahal kegiatan yang hanya melibatkan selembar kertas dan sebatang pena ini
sudah dikenal oleh makhluk yang berwujud manusia ini sejak kecil, bahkan diusia
yang belum genap lima tahun.
Sesuai dengan
tema “ikatlah ilmu dengan menulis” sebagaimana maqalah yang disampaikan oleh
sayyidina Ali bin Abu Thalib, kembali menggugah kesadaran kita akan
tersia-siakannya sebuah tulisan di hadapan kita saat ini. Padahal sepandai
apapun seseorang, secemerlang apapun pemikiran yang dimiliki, jika tidak
menulis maka akan hilang ditelan zaman. Kita tak akan pernah dikenang selama
kita tak punya karya, sekecil apapun itu. Kata bijak mengatakan, bila kita
ingin mengenal dunia, maka membacalah. Tapi, jika kita ingin dikenal dunia,
maka menulislah.
Tak ada yang
perlu dipersulit ketika kita ingin menulis. Menulislah dengan nyaman dan sesuai
isi hati yang sedang dirasakan. Menulis merupakan obat yang menyembuhkan
kegalauan, menenangkan, dan ajang untuk melepas beban yang diemban. Dengan
menulis, seakan problem-problem yang dirasa mampu dituangkan dan dicurahkan
dalam wujud tulisan itu sendiri. Uniknya, setiap orang memiliki interest
masing-masing yang membuat hasil tulisan setiap orang memancarkan gaya yang
berbeda.
Untuk
mempermudah kita dalam menulis, hendaknya kita membuat kerangka terlebih dahulu
mengenai apa yang akan kita tulis. Sehingga nantinya kita dapat merampungkan
tulisan dengan sempurna, tanpa ada kendala berhenti di tengah jalan dikarenakan
kehabisan kata ataupun pemikiran. Dari sini timbul pertanyaan: “Apakah kerangka
lebih penting daripada tema?” Bukan berarti demikian. Tema merupakan satu hal
yang harus dipikirkan karena dari situ kita mampu mengetahui mau dibawa ke mana
tulisan kita tersebut. Adanya kerangka tidak menuntut tema harus dinomor
duakan. Karena kerangka hanya sebagai pedoman dan bukan yang utama. Selain itu,
dengan kerangka pula, tulisan akan dengan mudah kita rampungkan.
Selama kita
tidak menggerakkan pena di atas kertas, selama itu pula tak akan mampu kita
menghasilkan sebuah karya. Awali dari niat tulus dalam hati. Karena seribu
langkah ke depan harus diawali dengan satu langkah pertama. Jika kita mau
mengawalinya, kita akan mampu menghasilkan satu karya dan melahirkan jutaan
karya yang lain.
If “Writing
is a socially acceptable from of chizophrenia”, jika menulis adalah
kegilaan yang secara sosial bisa diterima, maka jadikanlah menulis sebagai
kebiasaan sehari-hari. Dengan demikian kita mampu merasakan betapa nikmatnya
kegilaan yang disebut dalam menulis ini. Jangan berfikir terlalu jauh, amatilah
yang ada di sekitar, karena justru disitulah tangan-tangan pekarya jarang yang
menjamahnya. Dan tulisan terbaik adalah yang berasal dari ide kecil yang
ditarik dengan fenomena besar, karena itu menulislah dalam kebebasan bukan
dalam keterbatasan.
Masa boleh
hilang, peradaban boleh lenyap, tapi tulisan selamanya tak akan pernah pudar.
Menulislah. Karena kekuatan penulis terletak pada ketajaman pena yang ia
miliki. Semakin sering ia menulis,
semakin tajam kekuatan yang membuat namanya terasa abadi bersama zaman dan
sejarah yang terus terlewati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar